1.
Apa perbedaan antara masyarakat pedesaan dan
perkotaan? Berikan contohnya!
Jawab:
·
Masyarakat perkotaan merupakan masyarakat urban
dari berbagai asal/desa yang bersifat heterogen dan majemuk karena terdiri dari
berbagai jenis pekerjaan/keahlian dan datang dari berbagai ras, etnis, dan
agama. Mereka datang ke kota dengan berbagai kepentingan dan melihat kota
sebagai tempat yang memiliki stimulus (rangsangan) untuk mewujudkan keinginan.
Maka tidaklah aneh apabila kehidupan di kota diwarnai oleh sikap yang individualistis
karena mereka memiliki kepentingan yang beragam.
Ciri-Ciri Masyarakat
Perkotaan:
1. Kehidupan keagamaan berkurang bila
dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus
dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini
adalah manusia perorangan atau individu
3. Pembagian kerja di antara warga-warga kota
juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak
diperoleh warga kota dari pada warga desa
5. Interaksi yang terjadi lebih banyak
berdasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi
6. Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat
penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan
nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari
luar.
·
Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan
perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota
masyarakat yang sangat kuat yang hakekatnya.
Ciri- ciri masyarakat pedesaan :
1.
Kehidupan
keagamaan cukup kental, sehingga jika ada acara keagamaan biasanya para warga
ikut serta.
2.
Orang desa pada
umumnya saling ketergantungan. Apa yang dianggap baik oleh komunitas maka baik
pula bagi individu.
3.
Pembagian kerja di
antara warga lebih fleksibel dan tidak memiliki batasan yang nyata.
4.
Peluang mendapat
pekerjaan lebih kecil dibanding daripada warga kota.
5.
Interaksi atau
pola komunikasi lebih banyak sekadar basa-basi/nonformal.
6.
Pembagian waktu
yang sangat fleksibel, tergantung kebutuhan, kecuali saat masa-masa tertentu
(panen misalnya).
7.
Perubahan sosial
tidak begitu cepat, berbeda dengan di kota-kota, sebab kota sangat terbuka
dalam menerima pengaruh
Contoh kasus:
dalam lapangan pekerjaan, sebagian besar masyarakat
pedesaan lebih tertarik untuk mencari nafkah di kota, karena di kota lebih luas
lapangan kerjanya dari pada di desa, lain halnya masyarakat kota yang selalu
memilih tempat liburan ketika ingin mendinginkan fikiran dan hati karena
padatnya kehidupan di kota kebanyakan memilih berliburan di daerah - daerah
pedesaan.
Jadi intinya, masyarakat perkotaan secara tidak
langsung membutuhkan adanya masyarakat pedesaan, begitu pula dengan sebaliknya,
masyarakat pedesaan juga membutuhkan keberadaan masyarakat perkotaan, meskipun
keduanya memiliki perbedaan ciri-ciri dan aspek-aspek yang terdapat di dalam
diri mereka. Keduanya memiliki aspek positif dan aspek negatif yang saling
mempengaruhi keduanya dan saling berkesinambungan.
2.
Mengapa di dalam suatu masyarakat dapat
terjadi pertentangan sosial? Sebutkan faktor-faktor penyebab terjadinya
pertentangan sosial!
Jawab:
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya konflik dalam masyarakat:
1.
Perbedaan
Antarindividu
2.
Perbedaan
Antarkebudayaan
3.
Perbedaan
Kepentingan
4.
Perbedaan
Etnis
5.
Perbedaan
Ras
6.
Perbedaan
Agama
3.
Jelaskan hubungan antara pengetahuan,
teknologi dan kemiskinan serta berikan contohnya!
Jawab :
Ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam
peranannya untuk memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan digunakan untuk
mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”. Ilmu pengetahuan
sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang
berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling
berinteraksi. Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan, sementara
teknologi mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya.
Ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya, keduanya menghasilkan suatu
kehidupan di dunia (satu dunia), yang diantaranya membawa malapetaka yang belum
pernah dibayangkan. Oleh karena itu, ketika manusia sudah mampu membedakan ilmu
pengetahuan (kebenaran) dengan etika (kebaikan), maka kita tidak dapat netral
dan bersikap netral terhadap penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau
mengambil keputusan terhadap sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu
mendapat pertimbangan moral dan ajaran agama.
Ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan,
tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan
sistem-sistem lain dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.
Dalam
hal kemiskinan struktural, ternyata adalah buatan manusia terhadap manusia
lainnya yang timbul dari akibat dan dari struktur politik, ekonomi, teknologi
dan sosial buatan manusia pula. Perubahan teknologi yang cepat mengakibatkan
kemiskinan, karena mengakibatkan terjadinya perubahan sosial yang fundamental.
Sebab kemiskinan diantaranya disebabkan oleh struktur ekonomi, dalam hal ini
pola relasi antara manusia dengan sumber kemakmuran, hasil produksi dan
mekanisme pasar. Semuanya merupakan sub sistem atau sub struktur dari sistem
kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Rata-rata
orang yang hidup di bawah garis kemiskinan belum dapat membaca maupun menulis.
sedangkan salah satu cara memberantas kemiskinan adalah dengan ilmu pengetahuan.
Dengan dapat membaca dan menulis, seorang pemulung sampah bisa berkesempatan
mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan menghasilkan banyak uang. Dengan
ilmu pengetahuan, dapat merubah seorang pengamen untuk berpikir kreatif dan
memulai membuka suatu usaha dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
Contoh:
Tika
Bisono: Anak-anak Indonesia Harus Tahu Perkembangan TI
Sumber:
Kompas.com
SELASA,
19 FEBRUARI 2008.
JAKARTA,
SELASA – Selama beberapa tahun terakhir ini perkembangan teknologi informasi
(TI) semakin maju sejalan dengan kebutuhan manusia yang semakin meningkat.
Pengenalan terhadap perangkat teknologi pun seharusnya sudah dilakukan sejak
dini agar tidak “gaptek” atau gagap teknologi di era globalisasi yang semakin
berkembang apalagi di Indonesia.
“Anak-anak
Indonesia seharusnya sudah dikenalkan pada teknologi itu sejak pre-school.
Sekitar usia empat tahun.” ujar Tika Bisono, dalam acara Memanfaatkan Perangkat
Tehnologi untuk Pengembangan Kreativitas Anak, di Kidzania, Jakarta, Selasa
(19/2).
Menurut
Tika Bisono, penggunaan teknologi informasi yang semakin canggih pada
anak-anak, seharusnya mendapat pendampingan dari orang tua. “Orangtua dapat
mengarahkan anak-anak dalam penggunaan perangkat-perangkat teknologi tersebut,
sehingga penggunaannya tidak melewati batas-batasnya. Tapi orangtuanya harus
belajar dulu. Ya perlu semacam edukasi teknologi untuk orangtua,” ujar Tika.
Menurut
hasil penelitian lembaga riset pasar ritel dan konsumen global, NPD Group yang
berkedudukan di New York, Amerika Serikat, pada pertengahan 2007, anak-anak
usia empat sampai lima tahun yang berada di Amerika Serikat, paling sering
menggunakan perangkat teknologi komputer.
Walaupun
penelitian ini dilakukan di Amerika Serikat namun hasilnya bisa menjadi sebuah
rujukan bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, seiring dengan
meningkatnya fenomena anak-anak yang akrab dengan dunia TI.
Tika
mengungkapkan saat ini anak-anak kelas menengah keatas di Indonesia memiliki
kemampuan yang tinggi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), karena
memiliki akses yang memadai. “Ini seharusnya menjadi sorotan pemerintah.
Bagaimana anak-anak menengah ke bawah pun bisa memiliki akses untuk tahu
tentang kemajuan teknologi,” tambah Tika
4.
Sebutkan dan jelaskan tiga tipe kaitan agama
dengan masyarakat!
Jawab :
Kaitan agama dengan masyarakat dapat mencerminkan tiga
tipe, meskipun tidak menggambarkan sebenarnya secara utuh (Elizabeth K. Nottingham, 1954), yaitu:
1.
Masyarakat yang terbelakang dan nilai- nilai
sakral.
Masyarakat tipe ini kecil, terisolasi, dan terbelakang.
Anggota masyarakat menganut agama yang sama. Oleh karenanya keanggotaan mereka
dalam masyarakat, dalam kelompok keagamaan adalah sama.
2.
Masyarakat-masyarakat pra- industri yang
sedang berkembang.
Keadaan masyarakat tidak
terisolasi, ada perkembangan teknologi yang lebih tinggi daripada tipe pertama.
Agama memberikan arti dan ikatan kepada sistem nilai dalam tipe masyarakat ini.
Dan fase kehidupan sosial diisi dengan upacara- upacara tertentu.
3.
Masyarakat-masyarakat industri secular
Masyarakat industri bercirikan dinamika dan teknologi
semakin berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan, sebagian besar penyesuaian-
penyesuaian terhadap alam fisik, tetapi yang penting adalah penyesuaian-
penyesuaian dalam hubungan kemanusiaan sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi mempunyai konsekuensi penting bagi agama, Salah satu akibatnya
adalah anggota masyarakat semakin terbiasa menggunakan metode empiris
berdasarkan penalaran dan efisiensi dalam menanggapi masalah kemanusiaan, sehingga
lingkungan yang bersifat sekular semakin meluas. Watak masyarakat sekular
menurut Roland Robertson (1984),
tidak terlalu memberikan tanggapan langsung terhadap agama. Misalnya pemikiran
agama, praktek agama, dan kebiasaan- kebiasaan agama peranannya sedikit.
5.
Berikan contoh kasus konflik agama yang
sering terjadi di masyarakat!
Jawab:
Lampung,
juga pernah mengalami konflik antar agama. Tepatnya di Kabupaten Lampung
Selatan, Kota Kallianda terjadi konflik berdarah yang melibatkan masyarakan
desa Balinuraga dan Desa Agom. Desa Balinuraga mayoritas dihuni oleh penduduk
dengan agama Budha. Sedangkan Desa Agom mayoritas dihuni umat muslim. Pada
dasarnya konflik ini bukan didasari oleh hal yang bersifat dan berhubungan
dengan keyakinan yang dianut seperti juga latar belakang konflik suriah .
Penyebab yang menyulut konflik ini adalah adanya gadis Desa Agom yang digoda
oleh pemuda dari Desa Balinuraga. Kejadian tersebut lalu menyulut amarah warga desa
Agom sehinga mengunakan cara kekerasan dengan menyerang warga Balinuraga. Tidak
terima dengan hal tersebut warga Baliuraga membalas menyerang. Aksi yang
menimbulkan reaksi, beberapa pihak diturunkan untuk meredam suasana. Kemudian
setelah melalui proses mediasi akhirnya konflik ini dapat terselesaikan, dan
kondisi kembali kondusif.